Rabu, 18 Desember 2013

BAKTI SOSIAL

Bakti sosial atau lebih dikenal dengan baksos ini merupakan, suatu kegiatan wujud dari kepedulian atau rasa kemanusiaan terhadap sesama manusia. Dimana dengan adanya kegiatan ini kita dapat merekatkan rasa kekerabatan kita terhadap orang lain. Kegiatan ini dilakukan untuk memberikan manfaat dan tujuan-tujuan tertentu.


Tujuan Bakti Sosial :
      Mempererat hubungan antara sesama manusia.  
     Memberikan motivasi tentang masyarakat tentang pentingnya kesadaran dalam meningkatkan wawasan.
     Mengaplikasikan ilmu pengetahuan dan ketrampilan sebagai sarana aktualisasi diri untuk membantu sesama.

 
 Manfaat Baksos :  
  • Masyarakat dapat atau mampu mengupayakan peningkatan kualitas kesehatan dan pendidikan.Masyarakat mendapatkan pelayanan melalui berbagai rangkaian kegiatan.
  •  Mahasiswa dapat mengaplikasikan secara langsung ilmu dan pengetahuan yang didapat untuk kepentingan masyarakat 
  • Untuk sarana pendidikan dan pelatihan non formal bagi mahasiswa dengan terjun langsung ke masyarakat.



Kegiatan Bakti Sosial

A.   Bentuk Kegiatan.
Bakti sosial merupakan bentuk kepedulian terhadap pihak sosial masyarakat, terutama bagi masyarakat yang sangat membutuhkan atau yang berhak untuk menerimanya. Bentuk kegiatan bakti sosial dapat berupa seperti :
Ø Kegiatan bersih-bersih dilingkungan masyarakat.
Ø Mengadakan Sahur On The Road yang merupakan acara pada bulan puasa yang dilakukan pelaku bakti sosial untuk mengadakan acara sahur di jalan yang sekaligus membagikan makanan untuk sahur kepada masyarakat.
Ø Mengadakan buka bersama yang merupakan acara pada bulan puasa, ketika tahun pertama puasa buka bersama dengan anak yatim piatu.
Ø Mengumpulkan buku dan alat-alat tulis lainnya untuk disalurkan kepada anak-anak yang masih menempuh pendidikan di bangku sekolah.
Ø Memberikan donor darah dan pengobatan gratis kepada masyarakat.
Ø Mengumpulkan sumbangan sembilan bahan pokok kepada masyarakat.

B.   Pelaku Bakti Sosial.
Bagi mereka-mereka yang masih merasa peduli dan mampu untuk melakukan kegiatan tersebut. Karena tidak semua orang ingin dan mau untuk melakukan kegiatan bakti sosial dengan berbagai alasan apapun. Untuk menumbuhkan rasa itu terhadap seseorang tidaklah mudah, dibutuhkan suatu kemauan dasar dari diri sendiri dan adanya faktor pendukung dari lingkungan untuk menariknya agar dapat bergabung dalam kegiatan ini.

Bakti Sosial TNI di Puncak Jaya Disambut Warga


Senin, 15 Agustus 2011 - 15:40 WIB

JAKARTA (Pos Kota) – Tentara Nasional Indonesia (TNI) melalui Bakti Sosial yang dilakukan di wilayah Kodam XVII/Cendrawasih berhasil membangun 101 bangunan fisik yang dibutuhkan oleh masyarakat Kabupaten Puncak Jaya. Bangunan tersebut tersebar di tiga distrik, yaitu Distrik Mulia, Distrik Tinggi Nambut dan Distrik Illu.
Seratus satu unit bangunan fisik yang dikerjakan secara terpadu oleh prajurit-prajurit dari ketiga angkatan tersebut adalah 16 honai sehat, 3 bangunan gereja, 3 pos kamling, 3 sarana olahraga, 2 pasar tradisional, 5 MCK, 14 rumah pahlawan Pepera, 3 posyandu, 2 rumah buta aksara, 2 balai kampung, 9 kandang babi, 16 kandang ayam, 14 kolam ikan, 2 pangkalan ojek, 1 halte, 4 pos sementara, 1 poliklinik kesehatan, 1 kantor BMP.
Selain bangunan fisik, Bakti Sosial TNI tersebut juga melakukan kegiatan non-fisik berupa penyuluhan kesehatan, hukum, pertanian dan perikanan, pelatihan pertukangan dan montir kendaraan, praktek masak-memasak, pengobatan masal dan kegiatan ibadah. Bakti Sosial yang dilaksanakan sejak 2 Mei 2011 dan rencananya akan berakhir pada 31 Agustus 2011 ini merupakan bagian dari kegiatan Bakti TNI yang dilaksanakan oleh prajurit dan satuan TNI, bersifat membantu, terintegrasi, dan selalu terarah pada usaha penyuksesan program pembangunan pemerintah pusat dan daerah didukung oleh seluruh departemen, pemerintah daerah dan masyarakat.
Oleh karena itu, dalam Bakti Sosial di Puncak Jaya tersebut, TNI juga bekerjasama dengan berbagai instansi pemerintah daerah setempat, seperti penyuluhan pertanian, TNI dibantu oleh Dinas Pertanian Pemda Kabupaten Puncak Jaya. Dari kegiatan ini lahan pertanian yang siap olah seluas ± 8 Hektar dari Distrik Mulia, Distrik Tinggi Nambut dan Distrik Illu.
Dalam kurun waktu 8 minggu pelaksanaan Bakti Sosial ini, masyarakat Puncak Jaya sangat antusias merespon dan berpartisipasi secara langsung dan sukarela terhadap seluruh program kegiatan, termasuk adanya kesadaran masyarakat dalam mengibarkan bendera Merah Putih di depan rumahnya.
Respon dan tanggapan yang sangat baik ini juga ditunjukkan dengan banyaknya pengunjung/tamu yang datang ke Posko Bakti Sosial TNI dari kalangan masyarakat, aparat kepala kampung dan para gembala gereja yang datang dengan tujuan mengajukan proposal permintaan bantuan pembangunan sasaran fisik berupa honai sehat, rehab balai kampung dan rehab gereja. Hingga saat ini telah ditampung sebanyak 13 proposal.
Masyarakat setempat menyadari dampak positif Bakti Sosial TNI terhadap kehidupan sosial sehari-hari. Aktifitas pasar, toko dan warung, sebelumnya tutup menjelang Maghrib. Namun setelah Bakti Sosial TNI dimulai, kehidupan pasar, toko dan warung menjadi lebih bergairah dan berani beraktifitas sampai pukul 21.00 WIT. Begitu pula dengan transportasi darat Wamena – Mulia.
Saat ini frekuensinya menjadi lebih sering, sehingga pasokan kebutuhan bahan pokok dan kebutuhan hidup lainnya menjadi lebih mudah didapatkan. Secara umum perkembangan kondisi sosial wilayah Kabupaten Puncak Jaya saat ini menunjukkan peningkatan kearah yang positif dan kionstruktif. 


  

KEGIATAN BHAKTI SOSIAL PENERIMA MANFAAT PSMP “TODDOPULI” MAKASSAR


Oleh : Agus Siswanto, S.ST

Kegiatan aksi sosial yang merupakan bentuk kepedulian sosial yang dilaksanakan oleh PSMP “Toddopuli” Makassar diwujudkan dalam kegiatan bhakti sosial dan penghijauan di daerah pemukiman nelayan kampung Salodong Makassar. Kegiatan yang dilaksanakan pada hari Jumat, Tgl. 18 Februari 2010 berjalan dengan lancar dengan melibatkan seluruh penerima manfaat pelayanan sosial angkatan XIX tahun 2010 beserta dengan seluruh pegawai PSMP Toddopuli Makassar.

Kegiatan bhakti sosial ini diawali dengan pengarahan dan sambutan dari Bapak Sutimbul, AKS, SH selaku Kasi Rehabilitasi Sosial PSMP Toddopuli dan dilanjutkan dengan penyerahan bantuan sembako dan juga bibit tanaman penghijauan yang disampaikan langsung oleh Bapak M. Nurdin Bagulu,S.Sos selaku Kasubag Tata Usaha PSMP “Toddopuli” Makassar. Kegiatan penghijauan ini diharapkan dapat mewujudkan lingkungan disekitar pemukiman kampung nelayan yang asri dan rindang nantinya. Bantuan yang diberikan diharapkan juga dapat membantu meringankan beban hidup keluarga kurang mampu di pemukiman nelayan Salodong.

Selain memberikan manfaat positif bagi pelestarian penghijauan disekitar panti dan pemukiman kampung nelayan, kegiatan ini juga memupuk rasa persaudaraan, kerjasama dan solidaritas sosial diantara penerima manfaat, pegawai PSMP “Toddopuli”, siswa siswi SMK 9 Makassar, instansi di tingkat kelurahan setempat serta masyarakat pemukiman nelayan Salodong. Keikutsertaan dan partisipasi masyarakat pemukiman nelayan kampung Salodong dan siswa siswi SMK 9 Makassar dalam kegiatan ini mendapat dukungan dari Pemerintahan  Kelurahan setempat dan Kantor Kehutanan Propinsi Sulawesi Selatan dengan diberikannya bantuan bibit tanaman penghijauan untuk kegiatan ini.

Sumber : http://toddopuli.kemsos.go.id/modules.php?name=News&file=article&sid=13

Kegiatan Bakti Sosial di Bebelan, Bekasi


Kegiatan pertama Posko Jenggala pada 2010 dilakukan setelah baru saja rampung memberikan bantuan bagi korban Gempa Padang pada akhir 2009. Menengok kondisi sebuah wilayah terdekat dari Jakarta yang masih bisa dikatakan tertinggal, maka Posko Jenggala berniat menggelar bakti sosial di wilayah tersebut. Daerah itu adalah Babelan, tepatnya di Kampung Pangkalan, Desa Sukamekar, Kecamatan Sukawangi, Babelan, Bekasi, Jawa Barat.
   Babelan merupakan sebuah daerah yang letaknya sekitar 10 kilometer dari batas Ibu Kota Indonesia yang gemerlap, Jakarta. Memiliki luas wilayah 1.000 hektare. Daerah yang berpenduduk sekitar 3 ribu jiwa ini masih jauh tertinggal dari wilayah lain di sekitarnya. Hal ini sangat memprihatinkan melihat letak geografisnya yang tidak jauh dari Jakarta. Seharusnya sebagai wilayah penyangga ibu kota mengalami kemajuan yang cukup pesat.   Berkembangnya berbagai macam pusat perindustrian dan pusat perniagaan di Kota Bekasi dan sekitarnya, setidaknya membuat Babelan bisa berkembang lebih baik lagi. Namun, kenyataannya malah sebaliknya. Daerah ini penduduknya bermata pencaharian sebagai petani sebesar 40 persen, buruh sebanyak 15 persen, karyawan swasta 15 persen, dan pegawai negeri sebanyak 5 persen. Dan sisanya– ini yang memiriskan hati– 25 persen masih menjadi pengangguran.
   Kondisi kesehatan di daerah ini pun masih jauh dari standar kesehatan secara nasional. Pola asupan makanan, sanitasi yang kurang baik, dan kondisi lingkungan yang kurang bersih merupakan implikasi dari kondisi perekonomian yang kurang berkembang. Belum lagi sarana dan prasarana pendukung lainnya, seperti: sekolah, mandi cuci kakus (MCK), dan puskesmas yang bisa dikatakan masih jauh dari layak.
   Karena itu, maka pada 27 hingga 28 Februari 2010, Posko Jenggala mengadakan Bakti Sosial di Babelan. Kegiatan pertama yang harus dilakukan adalah pengobatan gratis. Pertimbangannya, selama ini orang-orang miskin di Babelan masih kesulitan untuk mengakses sarana kesehatan yang memadai. Biaya rumah sakit yang masih sulit dijangkau oleh kalangan ekonomi menengah ke bawah mengharuskan mereka hanya pasrah menghadapi situasi kondisi kesehatan.
   Dalam kegiatan pengobatan gratis ini, Posko Jenggala melakukan pemeriksaan dan tindakan medis bagi orang-orang yang tidak memiliki biaya yang mengalami gangguan kesehatan. Target yang dituju pengobatan gratis Posko Jenggala adalah dapat melayani seribu orang pasien. Tujuannya, tidak lain untuk memberikan kemudahan bagi masyarakat dalam mengakses sarana kesehatan. Juga, memperbaiki kualitas kesehatan masyarakat Babelan.
   Masih dalam rangka meningkatkan kesehatan, maka Posko Jenggala juga mengadakan kegiatan fogging untuk memberantas nyamuk yang menyebabkan demam berdarah di Babelan.Usaha ini untuk memotongan atau meminimalisir siklus perkembang biakan nyamuk penyebab demam berdarah.Penyemprotan atau pengasapan dengan menggunakan mesin fogging dilakukan baik di dalam maupun di luar rumah. Di tempat-tempat yang dianggap sebagai sarang nyamuk.
   Selain itu, diberikan pula bubuk abate di sumur-sumur dan bak penampungan air milik warga. Melihat kondisi lokasi yang sangat rentan dengan perkembang-biakan nyamuk, maka alat fogging yang dibawa Posko Jenggala dihibahkan kepada warga agar tidak kesulitan dalam mengontrol siklus perkembang biakan nyamuk di masa datang.
   Selain masalah kesahatan, Bakti Sosial Posko Jenggala di Babelan juga melakukan pembenahan infrastruktur. Kegiatan yang dilakukan, yaitu: pengadaan tempat sampah, perbaikan saluran air limbah rumah tangga, pengadaan air bersih, penghijauan, dan pembenahan sarana pendidikan.
   Sampah merupakan persoalan di berbagai lapisan masyarakat, tidak hanya di negara berkembang, juga di negara maju. Bila sampah tidak dikelola dengan baik dan benar, maka dampak yang ditimbulkan akan berbahaya bagi manusia dan ekologi. Karena itu, diperlukan penanganan sampah yang baik dan benar agar hal negatif dapat dihindari.
   Di daerah bakti sosial dibuat suatu lubang di suatu titik yang dianggap aman untuk dijadikan pembuangan limbah padat yang dihasilkan oleh rumah tangga. Mekanisme pembuatan lubang ini dilakukan dengan penentuan lokasi yang telah ditentukan oleh warga. Kemudian, permukaan tanah dengan luas 6 x 6 meter digali sedalam 3 meter dan diberi bingkai bata setinggi 1 meter dari permukaan tanah.
   Proses pembuatan lubang sampah ini dilakukan secara gotong royong bersama masyarakat. Setelah selesai, maka tahap selanjutnya adalah memberikan penyuluhan kepada warga agar membuang sampah pada tempat yang telah dibuat bersama tersebut. Hal ini untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya penempatan dan pembuangan sampah yang aman. Juga, untuk menghindari masyarakat agar tidak membuang sampah sembarangan, terutama di aliran sungai. Dan, untuk mencegah terjadinya peyebaran penyakit yang ditimbulkan akibat sampah. Sekaligus, mencegah terjadinya banjir.
   Limbah rumah tangga yang berupa cairan sama bahayanya dengan limbah padat bila tidak dikelola dengan benar. Posko Jenggala melihat bahwa kurang tertatanya saluran limbah yang ada di Babelan, maka perlu dilakukan penataan agar aliran air menjadi lebih lancar dan menjaga agar lingkungan tetap terlihat indah.
   Karena itu, upaya memperbaiki saluran limbah yang sudah ada dengan memperdalam dan membersihkan serta menata ulang kontur kemiringan saluran limbah atau selokan sangat diperlukan. Melihat kondisi medan yang cukup luas, agar mempermudah pengerjaan maka sistem gotong royong kembali dilakukan. Toh, ini juga untuk keperluan bersama. Hasilnya diharapkan akan melancarkan saluran pembuangan air, saluran terlihat rapih, dan dapat mencegah penyebaran penyakit.
   Selain kebersihan, kebutuhan akan air bersih juga sangat diperlukan. Soalnya, air merupakan sumber kehidupan bagi semua mahluk hidup. Ketersedian air juga dapat mempengaruhi pola hidup dan kualitas hidup masyarakat. Segala aktivitas manusia erat kaitannya dengan penggunaan air, seperti: mencuci, memasak, mandi, bahkan untuk beribadah dengan air sebagai sarana untuk mensucikan diri.
   Untuk keperluan tersebut, Posko Jenggala memfasilitasi pembuatan bak penampungan air dengan ketinggian 2,5 meter. Kemudian, dilakukan pula penggalian sumur sebagai sumber air. Plus, pemasangan filter air sehingga air yang dihasilkan dapat dikonsumsi warga.
   Bantuan ini diharapkan bisa mempermudah masyarakat dalam memperoleh air bersih, terutama air yang memenuhi kualifikasi untuk dikonsumsi. Juga, untuk memenuhi kebutuhan air ketika musim kemarau tiba.
   Untuk menjaga ekosistem, kelestarian alam, dan ketersediaan air, maka reboisasi (penghijauan) dianggap sebagai cara yang cukup efektif. Dengan demikian maka akan dapat mengembalikan keseimbangan alam sebagai satu kesatuan kehidupan di bumi ini. Karena itu, Posko Jenggala tidak lupa melakukan penanaman pohon di pemukiman warga agar dapat langsung dirasakan manfaatnya. Diharapkan, penghijauan tercapai dan resapan air pun semakin lebih baik.
   Di Babelan, pendidikan juga harus menjadi perhatian utama. Untuk memperlancar aktivitas belajar-mengajar di sana tentunya harus dipenuhi oleh sarana pendukung pendidikan yang layak. Dengan sarana yang layak akan tercipta suasana yang nyaman dan kondusif bagi proses kegiatan tersebut. Di lokasi bakti sosial telah terdapat dua dua unit sarana pendidikan, tinggal dilakukan pembenahan dan perbaikan.
   Posko Jenggala membantu melakukan renovasi dua unit sekolah, yaitu: TPQ (Taman Pendidikan Alquran) Nurul Iman dan PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) ABATA. Upaya ini dilakukan untuk membuat lingkungan pendidikan menjadi nyaman, sehingga proses belajar-mengajar di kedua sekolah tersebut dapat terlaksana dengan baik.
   Pengembangan kegiatan anak di luar sekolah dan rumah juga dilakukan. Soalnya, anak bukanlah orang dewasa dalam ukuran kecil. Karena itu, anak harus diperlakukan sesuai dengan tahap-tahap perkembangannya. Sangat disayangkan bahwa dalam praktik pendidikan dan rumah sehari-hari, tidak selalu demikian yang terjadi. Banyak contoh yang menunjukkan betapa para orang tua dan masyarakat pada umumnya memperlakukan anak tidak sesuai dengan tingkat perkembangananya.Di dalam keluarga, orang tua kerapkali memaksakan kehendaknya kepada anak. 
    Di sekolah, guru sering memberikan tekanan (preasure)  yang tidak sesuai dengan tahap perkembangan anak. Hal itu terjadi pula di berbagai  sarana informasi masyarakat, baik yang cetak maupun elektronik. Maka pengembangan kegiatan anak di luar sekolah dan rumah diperlukan untuk meminimalisir tekanan-tekanan yang terjadi tersebut. Diperlukan suatu refleksi baik berupa permainan atau pembukaan wawasan, serta pemahaman tingkah laku anak. Bentuk kegiatan yang dilakukan di Babelan berupa: games (permainan), pemutaran film yang bertemakan lingkungan, pengenalan perpustakaan, dan penyuluhan tentang kesehatan bagi anak-anak.

Sumber : http://artikel.posko-jenggala.org/blog/2010/02/26/bakti-sosial-di-babelan-bekasi-jawa-barat/